Metafisika Membangun Mental Dan Logika

Belakangan metafisika sudah dipelajari oleh orang sebagai sebuah science. Yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dari kehidupan manusia yang object nya adalah dirinya sendiri. Bila kita mamasuki topik metafisika maka harus kita pisahkan ruang pikiran kita dengan hal yang biasa kita jalani sehari-hari. Kita terbiasa dengan indera kita untuk meraba, melihat, mendengar dan menelaah hal yang bisa didefinisikan oleh indera karena memiliki bentuk, 
karakter sehingga dengan mudah kita mengetahui kegunaan sebuah benda tersebut. Semua yang tertangkap oleh indera bersifat material / physical. Maka semua kajian dan penelaahannya berbentuk science. Alat yang digunakan untuk mengelola seluruh indera tersebut adalah kecerdasan / intelegencia (IQ). Semakin terlatih pikirannya, semakin cerdas otaknya. Produk otak akhirnya menjadi ilmu untuk melakukan perubahan lebih baik sekaligus melakukan up date. Produk olah otak inilah yang disebut science.

Metafisika sesuatu yang sangat unik yang tidak teraba oleh indera namun kita sadari atau tidak dia selalu ada didalam setiap gerak kehidupan kita. Misal : pada saat kita bicara maka pesan yang akan kita sampaikan itu berupa energi yang kemudian kita transformasikan menjadi energi suara. Dari suara inilah yang ditangkap oleh penerima pesan yang diterima telinga kemudian dicerna otak sehingga isi pesan bisa dipahami. Begitulah proses komunikasi berlangsung karena sebuah transformasi dan transfer energi. Begitu juga body moving tidak sekedar badan yang berpindah tapi ada energi yang menggerakkan.

Bila kita bicara metafisika maka kita bicara soal energi dimana energi tersebut dimilki oleh setiap makhluk hidup sesuai peran yang telah tentukan oleh Tuhan yang menciptakan. Artinya metafisika tidak dibatasi oleh usia, agama, etnik, warna kulit, perbedaan ideologi atau apapun karena murni soal energi. Untuk bisa merasakan bergeraknya gelombang energi diperlukan sensitifitas fisik dan feeling. Harmonisasi diantara keduanya menghasilkan sebuah intuisi. 

Kepekaan yang terlatih akan menentukan sangat akurasi intuisi. Melatih cita rasa sangat mudah dilakukan dengan banyak hal seperti memiliki rasa empati terhadap orang lain, berbagi dengan orang lain. Intinya bila kita melakukan sesuatu kegiatan apapun untuk orang lain akan selalu menjadi alat terapi yang baik untuk memelihara cita rasa. Maka kecerdasan metafisika akan bersandar pada kecerdasan emosi (EQ) seseorang.
Setelah kita mengetahui kedua definisi antara fisika dan metafisika maka ada yang bisa disimpulkan bahwa keduanya membutuhkan kecerdasan. 

Sedangkan kecerdasan selalu memiliki alur logika atau proses berfikir sistematik dan selalu bisa dijelaskan secara logis. Artinya fisik dan energi dalam diri kita harus bisa bekerja sinergic dan harmonis dalam semua aktifitas. Bila terjadi ketidakseimbangan diantara keduanya disebut split personality yang akan memunculkan problem seperti stress, depressi atau gila. Karena itu diperlukan proses discharge seperti istirahat, rekreasi dll untuk memberikan keseimbangan baru.

Dalam konsep metafisika alam semesta adalah makhluk yang paling jujur, dia tidak akan berubah dari orbit/sphere dari awal hingga terjadinya pemusnahan kelak. Maka manusia disebut makhluk micro cosmos dan alam semesta macro cosmos. Setiap apapun kebutuhan manusia selalu tersedia dan pasti akan dikabulkan bila semua ketentuan dilakukan dengan baik.

Secara metafisika segala keinginan/harapan/dreams bisa saja menjadi kenyataan bila kita mampu memperlakukan diri kita dengan mengambil inspirasi yang diajarkan oleh alam. Gantungkan harapan kita untuk sesuatu yang besar lalu berlakulah dengan jujur, lakukan aktifitas fisik secara normal. Jangan pernah kesulitan hidup itu menjadi beban untuk terus bergerak (effort) tapi baliklah jadi sebuah tantangan karena ini akan memberikan tambahan energi/power yang sangat besar.