Penjualan
angsuran barang dagangan proses akuntansinya hampir sama dengan penjualan
angsuran aktiva tetap. Perbedaannya terletak pada beberapa hal yaitu pada
penjualan angsuran barang dagangan tidak memperhitungkan tingkat bunga
angsuran, dan metode yang digunakan untuk pencatatan pengakuan laba hanya
dengan metode laba yang diakui proposional dengan penerimaan kas.
Seperti
halnya pada penjualan angsuran aktiva tetap, untuk penjualan angsuran barang
dagangan mempunyai ketentuan – ketentuan sbb:
1.
Pembayaran uang muka ( Down Payment )
Pembayaran uang muka ini
dilaksanakan secara tunai yang jumlahnya sebesar prosentase tertentu dengan
harga jual barang dagangan atau sebesar jumlah rupiah yang telah ditentukan.
2.
Pembayaran uang tunai periodik sebagai pembayaran angsuran. Besarnya pembayaran
angsuran ini telah ditentukan sebelumnya atau dapat juga ditentukan besar
kecilnya tergantung pada lamanya jangka waktu angsuran.
Dalam
penjualan angsuran barang dagangan ini, tidak ada pengakuan pendapatan bunga
seperti pada penjualan angsuran aktiva tetap. Dalam mencatat
transaksi-transaksi penjualan perlu untuk membedakan antara penjualan reguler
dengan penjualan angsuran. Hal ini sangat penting untuk dapat memberikan data
bagi perhitungan laba kotor yng diakui sebagai hasil penerimaan pembayaran
piutang dari penjualan angsuran.
Adapun ketentuan akuntansi untuk penjualan angsuran
barang dagangan adalah sebagai berikut :
- Laba diakui sebesar prosentase laba kotor dikalikan
kas yang direalisasi dari penjualan angsuran ( proporsional dengan
penerimaan kas ).
- Piutang, penjualan dan LKBD untuk penjualan angsuran
diberi tanda tahun terjadinya agar dapat diidentifikasi dengan jelas
hubungannya dengan laba kotor yang realisasi pada tahun yang bersangkutan
dengan piutang tersebut.
- Pencatatan persediaan barang dagangan dapat
menggunakan metode pisik atau metode perpetual.
Untuk
memberikan gambaran tentang proses akuntansi penjualan angsuran barang dagangan
maka diberikan contoh dibawah ini.
Contoh 3:
PT
Eksekutif menjual barang dagangannya sebagian atas dasar kontrak penjualan
angsuran berlangsung selama 3 tahun disamping penjualan secara kredit. Berikut ini adalah neraca per 1 Desember 2009
milik PT ”EKSEKUTIF” :
PT EKSEKUTIF
Neraca
1 Desember 2009
Kas
Piutang Reguler
Piutang Angsuran
2007
Piutang Angsuran
2008
Piutang Angsuran
2009
Persediaan
Aktiva Tetap (bersih)
Jumlah Aktiva
|
Rp. 400.000
Rp. 1.200.000
Rp 800.000
Rp 800.000
Rp 1.200.000
Rp
2.400.000
Rp 3.200.000
Rp.
10.000.000
|
Hutang Dagang
Hutang Lain-lain
LKBD 2007 (20 %)
LKBD 2008 (25 %)
LKBD 2009 (20 %)
Modal saham
Laba ditahan
Jumlah Passiva
|
Rp. 1.000.000
Rp. 1.400.000
Rp 200.000
Rp
240.000
Rp
600.000
Rp 4.000.000
Rp 2.560.000
Rp.
10.000.000
|
Transaksi yang terjadi selama tahun 2009 adalah sbb:
- Penjualan untuk tahun 2009 adalah terdiri dari
penjualan kredit reguler Rp 2.400.000 dan penjualan angsuran Rp 3.000.000.
- Jumlah piutang yang tertagih selama tahun 2009
adalah:
§
Piutang Reguler Rp 800.000
§
Piutang Angsuran 2007 Rp 400.000
§
Piutang Angsuran 2008 Rp 600.000
§
Piutang Angsuran 2009 Rp 800.000
- Biaya – biaya operasi selama tahun 2009 adalah Rp
400.000.
- Penghapusan piutang angsuran 2008 sejumlah Rp
500.000 yang terdiri dari :
§
Penghapusan piutang reguler Rp
200.000
§
Penghapusan piutang angsuran 2007 Rp
200.000
§
Penghapusan piutang angsuran 2008 Rp
100.000
- Kebijaksanaan penjualan yang ditempuh oleh
perusahaan adalah:
Harga
pokok penjualan reguler adalah 60 % dari penjualan, sedang harga pokok
penjualan angsuran adalah 80 % dari penjualan angsuran.
Berdasarkan data pada contoh diatas, PT
”EKSEKUTIF” akan membuat pencatatan jurnal sebagai berikut :
(dalam
ribuan rupiah)
Keterangan
|
Metode Fisik
|
Metode Perpetual
|
1.Mencatat penjualan th 2009
Reguler : 2.400.000
Angsuran
: 3.000.000
|
Piutang dagang 2.400
Piut angs th.2000 3.000
Penjualan reguler 2.400
Penjualan angsuran 3.000
|
Piutang dagang 2.400
Piut angs th.2000 3.000
Penjualan reguler 2.400
Penjualan angsuran 3.000
HPP 1.440
HPP angsuran 2.400
Persed. Brg dg 3.840
|
2.
Mencatat penerimaaan pembayaran piutang
Piutang
reguler :800.000, piutang angsuran
2007
: 400.000
2008
: 600.000
2009
: 800.000
|
Kas 2.600
Piut dagang 800.000
Piut angs 2007 400.000
Piut angs 2008 600.000
Piut angs 2009 800.000
|
Kas 2.600
Piut dagang 800.000
Piut angs 2007 400.000
Piut angs 2008 600.000
Piut angs 2009 800.000
|
3.
Mencatat biaya operasi th.2009
|
Biaya operasi 400
Kas 400
|
Biaya operasi 400
Kas 400
|
4. Mencatat penghapusan
piutang
Reguler : 200.000
2007 : 200.000
2008 : 100.000
|
Penghpsan piut 435
LKBD 2007 40
LKBD 2008 25
Piut reguler 200
Piut angs 2007 200
Piut angs 2008 100
LKBD :
2007 : 20% x
200.000=40.000
2008 : 25% x
100.000=25.000
|
Penghpsan piut 435
LKBD 2007 40
LKBD 2008 25
Piut reguler 200
Piut angs 2007 200
Piut angs 2008 100
LKBD :
2007 : 20% x
200.000=40.000
2008 : 25% x
100.000=25.000
|
5.Penyesuaian 31 Desember
2009
Mencatat hpp penjualan
angsuran
Mencatat LKBD th.2009 dan
menutup HPP angsuran dan penjualan angsuran
Penyesuaian LKBD dari LKD
dihitung dari % laba kotor dari piutang tertagih
|
HPP reguler 1.440
HPP angsuran 2.400
Pengiriman BD 3.840
Penj angsuran 3.000
HPP angsuran 2.400
LKBD 600
LKBD 2007 80.000
LKBD 2008 150.000
LKBD 2009 160.000
LKD 390.000
LKBD 2007 :
20% x 400.000=80.000
LKBD 2008 :
25% x 600.000=150.000
LKBD 2009 :
20% x 800.00=160.000
|
Sdh dijurnal no.1
Penj angsuran 3.000
HPP angsuran 2.400
LKBD 600
LKBD 2007 80.000
LKBD 2008 150.000
LKBD 2009 160.000
LKD 390.000
LKBD 2007 :
20% x 400.000=80.000
LKBD 2008 :
25% x 600.000=150.000
LKBD 2009 :
20% x
800.00=160.000
|
6.Membuat jurnal penutup
:
-Menutup by operasi
-Menutup penghpsan
piutang
-Menutup HPP reguler
-Menutup penjualan
angsuran
-Menutup LKD
|
LKD 390
Penj reguler 2.400
Biaya operasi 400
Penghpsn piut
435
HPP reguler
1.440
Laba rugi
515
|
LKD 390
Penj reguler 2.400
Biaya operasi 400
Penghpsn piut
435
HPP reguler
1.440
Laba rugi
515
|
PT ”EKSEKUTIF”
Laporan Laba - Rugi
Periode 1 sd 31 Desember
2009
Akun
|
Reguler
|
Angsuran
|
Total
|
Penjualan
|
2.400.000
|
3.000.000
|
5.400.000
|
HPP
|
1.440.000
|
2.400.000
|
3.840.000
|
Laba kotor
|
960.000
|
600.000
|
1.560.000
|
Dikurangi :
|
|
|
|
LKBD 2009
(600.000-160.000)
|
-
|
440.000
|
(440.000)
|
|
960.000
|
160.000
|
1.120.000
|
Ditambah :
|
|
|
|
LKD 2008, 2007
(150.000+80.000)
|
|
230.000
|
230.000
|
Jml real laba kotor th.2009
|
960.000
|
390.000
|
Rp 1.350.000
|
Biaya operasi
|
|
|
(400.000)
|
Penghapusan piut
|
|
|
(435.000)
|
Laba bersih th.2009
|
|
|
515.000
|
PT ”EKSEKUTIF”
Laporan Laba Ditahan
Per 31 Desember 2009
Laba yang ditahan per 1
Desember 2009 Rp.
2.560.000
Laba bersih 2009 (dari
Laporan Laba Rugi) Rp. 515.000
Jumlah laba ditahan per 31
Desember 2009 Rp. 3.075.00
PT ”EKSEKUTIF”
Neraca
Per 31 Desember 2009
Kas
Piutang reguler
Piutang angsuran 2007
Piutang angsuran 2008
Piutang angsuran 2009
Persediaan
Aktiva tetap (bersih)
Jumlah
|
Rp.2.600.000
Rp.2.600.000
Rp. 200.000
Rp. 100.000
Rp.3.400.000
Rp.(1.440.000)
Rp.3.200.000
Rp.10.660.000
|
Hutang dagang
Hutang lain-lain
LKBD 2007 (20 %)
LKBD 2008 (25 %)
LKBD 2009 (20 %)
Modal saham
Laba yang ditahan
Jumlah
|
Rp. 1.000.000
Rp. 1.400.000
Rp.
80.000
Rp.
65.000
Rp. 1.040.000
Rp. 4.000.000
Rp. 3.075.000
10.660.000
|
Keterangan:
- 1.200.000 + 2.400.000 – 800.000 - 200.000 =
2.600.000
- 800.000 – 400.000 – 200.000 = 200.000
- 800.000 – 600.000 – 100.000 = 100.000
- 1.200.000 + 3.000.000 – 800.000 = 3.400.000
- 2.400.000 – 3.840.000 = (1.440.000)
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PENJUALAN ANGSURAN
Penyajian
informasi penjualan angsuran didalam laporan keuangan (Neraca dan Laba rugi)
tidak banyak berbeda seperti penyusunan laporan-laporan keuangan umumnya. Pada
Neraca terdapat rekening ”piutang penjualan angsuran” dan ”laba kotor belum
direalisasi” yang erat hubungannya dengan pelaksanaan penjualan angsuran
tersebut.
1.
Rekening piutang penjualan angsuran
Apabila
piutang penjualan angsuran dicatat sebagai golongan aktiva lancar, maka
posisinya sama dengan piutang biasa, sehingga dapat diinterpretasikan sebagai
aktiva yang dapat dikonversikan menjadi uang kas dalam siklus operasi normal
perusahaan yaitu tidak lebih dari 1 tahun. Disisi lain untuk transaksi
penjualan angsuran, realisasi piutang menjadi uang kas mungkin meliputi jangka
waktu lebih dari satu tahun.
Agar
tidak ada penyimpangan dari prinsip akuntansi yang lazim, maka ”piutang
penjualan angsuran” pada umumnya dapat dilaporkan sebagai golongan ”aktiva
lancar” dengan memberikan penjelasan tertentu misalnya dengan footnote
atau melampirkan daftar piutang penjualan angsuran dengan menyebutkan tanggal
dan jangka waktu piutang tersebut akan jatuh tempo.
2.
Rekening laba kotor belum direalisasi (LKBD)
Laba
kotor belum direalisasi pada neraca dapat dicantumkan sebagai rekening
penilaian (valuation account) dan mengurangi rekening ”piutang penjualan
angsuran” atau dicantumkan sebagai rekening modal dan dicatat sebagai bagian
dari laba ditahan (retained earnings). Laba kotor belum direalisasi (LKBD) dari
penjualan angsuran biasanya disajikan dalam kelompok hutang pada neraca sebagai
”pendapatan yang masih harus diterima (deferred revenue)”.
3.
Rekening laba kotor direalisasi (LKD)
Dalam
laporan perhitungan laba rugi, hasil penjualan reguler dengan penjualan
angsuran disajikan secara terpisah. Iktisar mengenai perhitungan realisasi laba
kotor dalam tahun buku yang bersangkutan, biasanya dibuat sebagai lampiran
laporan laba rugi tersebut. Pada perhitungan laba rugi, laba kotor direalisasi
tahun yang bersangkutan akan mengurangi laba kotor penjualan angsuran dan
sebaliknya laba kotor direalisasi tahun-tahun sebelumnya akan menambah laba
bersih sebelum pajak. Contoh penyajian
transaksi penjualan reguler dan penjualan angsuran dapat dilihat pada kasus
diatas.